Minggu, 03 Juli 2016

Novel - E.V.O

PROLOG

Kalian pembunuh!!" Seseorang dengan rambut cepak berwarna pirang pasir berteriak dengan sekuat tenaganya.

Jauh didepannya sekitar 50 meter, sesosok gadis dengan rambut coklat berombak berdiri. Kakinya goyah bahkan sedikit bergetar karena terlalu takut dengan pria yang berteriak didepannya.

"Hentikan!! Tolong hentikan!!" Wanita tersebut berusaha untuk menghentikan pria yang berteriak kepadanya."Kumohon hentikan!!" Lanjutnya dan menutup kedua gendang telingannya untuk menghalang suara teriakan pria itu.

"Kau pembunuh!! Para EVO Seharusnya tidak ada!! Kalian hanyalah kesalahan!! KAU ADALAH KESALAHAN!!" Pria itu tetap kekeuh berteriak tanpa menghiraukan gadis yang ketakutan didepannya itu, dia pikir di tengah hutan tidak akan ada yang terganggu.

"Bukanlah salahku Stephanie meniggal!! Aku berusaha menolongnya." Jawab gadis itu.

"Menolongnya!?? Kau tidak menolongnya! Kau membunuhnya!! KAU PEMBUNUH!!" Pria itu kini kelihatan sangat marah.

Si gadis semakin takut, Keringat menetes dari pelipisnya. Kakinya tidak bisa berhenti bergetar. Air matanya pun terus mengalir dari kelopaknya.

Pria itu terus meneriaki gadis itu dengan sebutan 'pembunuh' dan berjalan kedepan semakin menepis jarak diantara mereka sampai kira-kira tersisa 5 meter ruang kosong yang membentang diantara mereka. membuat gadis itu semakin takut. Sampai pada puncaknya tanah lembab tempat gadis itu berpijak, membeku dan es terus menyebar dari kakinya kearah tanah disekitarnya. Pria itu menatap heran kejadian didepannya dan kembali memandang wajah mungil gadis cantik itu.

"Heh!! Skarang kau akan membunuhku juga?? Silahkan?? Kau memang benar-benar seorang pembunuh" Pria itu memandang remeh dengan ekspresi jijik memandang gadis itu.

Kening gadis itu berkerut tangannya dikepal kuat tatapannya kepada si pria seakan-akan dia dapat menguliti pria cepak didepannya itu. Ekspresi takut yang tergambar jelas diwajahnya hilang digantikan ekspresi marah dengan rahangnya yang mengetat.

Gerakan menyebar es dikakinya bertambah laju dan semakin laju setiap detiknya.

"Cuih!! You are murder!! Dan aku akan menjadi korban selanjutnya." Ucap pria itu dingin.

"Sudah kukatakan padamu untuk berhenti!!" Tiba-tiba gadis itu mengulurkan tangannya lalu sedetik kemudian kristal-kristal es keluar dari jemarinya bergerak lurus tepat langsung kearah pria yang berdiri didepannya. Namun pria itu berhasil menghindar dan lari berusaha meninggalkan gadis itu. Gadis itu menjadi setenang air ketika melihat pria cepak itu pergi dia hanya berjalan tenang seperti seekor singa yang mengawasi mangsanya dari kejahuan.

Pria itu berusaha berlari meninggalkan gadis es itu. Lalu dia melihat sebuah pohon agak besar didepannya, diapun bersembunyi dibalik pohon itu, berharap si gadis tidak menemukannya.

Namun ternyata tanpa dia sadari gadis itu sudah berada disebelahnya dan berkata "Matilah Kau!!"

Es kembali menyebar dari tempat gadis itu berpijak dan menyentuh alas kaki pria cepak yang berada didepannya itu. Seketika itu juga,perlahan tubuh pria itu membeku mulai dari Kaki dan perlahan naik sampai seluruh tubuhnya membeku meninggalkan ekspresi aneh pada wajah beku pria cepak itu. Dan sedetik kemudian, Patung es pria itu hancur berkeping-keping.

Lalu gadis yang tadinya hanya menatap kosong patung es pria yang baru saja hancur lebur didepannya, langsung pingsan dan tak sadarkan diri..